Selasa, 09 Februari 2010

“masihkah engkau genggam harapan”



Sepasang suami istri menggelar daganganya di trotoar jalan, saat itu petang turun terburu buru sehingga lampu jalan pun tak cukup terang menerangi dagangan mereka. Di sebelah kanan kiri mereka banyak tumpukan puing puing bongkaran pasar. Di depan, berlalu lalang kendaraan dan langkah langkah cepat. Siapa pula yang tertarik membeli?? Namun mereka berdua silih berganti menyapa dan menawarkan dagangan. Kaos anak warna warni, sapu tangan sebungkus tiga, kemudian rok kecil, baju mini strowbery..entah apa lagi.

“wahai suami istri pedagang, mengapa kalian yakin ada yang membeli dagangan itu. Bagaimana kalian bisa menjajakan barang di keremangan dan keriuhan seperti ini??”

“kami tak kehilangan harapan”. Begitu jawab nya. Itulah satu satunya kekuatan kami. Kami tak tahu apa dan bagaimana membesarkan usaha ini, namun kami tahu bahwa- HARAPAN TAKKAN PERNAH MENINGGALKAN MEREKA YANG MENGGENGGAMNYA- berterimakasihlah pada manusia manusia kecil yang senantiasa memberikan teladan dan menebarkan harapan perbaikan hidup bagi kita. Senyum yang tetap terjaga saat barang mereka terkena hujan, kesabaran yang luarbiasa bahkan tanpa pembeli yang kesekian, ketidak tahuan kecil tentang pemasaran tetapi tetap membuat mereka bertahan, mereka adalah tiang tiang penyangga langit dari keruntuhan, penyeimbang dari anda wahai manusia manusia besar, mereka adalah peredup terik mentari kehidupan yang pasti ada kalanya panas dan membakar,

“ tidakkah kita melihat pembelajaran dari kuatnya harapan bahkan di pinggir jalan?”
(di sadur dari keebook “menggenggam harapan”)

Regards

M Lukman Hakim
(kimsaysfor_soul)

1 komentar: