Sabtu, 24 Juli 2010

“KeadilanNya diantara keadilan manusia”


Sabtu malam tepat setelah saya dengan para tim Airlangga Souvenir Corner menyelesaikan pameran kami yang terakhir, waktu dimana kami teranggap mampu mempunyai nilai dan meninggalkan banyak sekali cerita dari sisi lain kampus UNAIR. Dimulai dari perkenalan kami dengan para pegawai staff pendaftaran, para satpam yang kekar, para mahasiswa baru yang membawa wajah merona ria lengkap dengan map pendaftarannya, para orang tua yang berseri gundah antara pencampuran sorak gembira karena putra/putrinya diterima di universitas favorit atau karena beban pembiayaan yang (cukup) mahal bagi beberapa kalangan. Beberapa dari mereka mungkin harus rela “berhutang” demi melengkapi segala kelengkapan administrasi disana…tetapi…ah…ini tidak menjadi masalah asal mereka melihat putranya memakai almamater kampusnya. Tentu saja menjadi kebanggaan yang sangat hebat bagi mereka yang berasal dari daerah, wajah wajah haru rasanya menutup semua beban atau ransel ransel besar yang mungkin berisi pakaian atau bekal jika memang mereka dimungkinakan menginap semalam di Surabaya, dari cerita mereka yang baru saja sampai dari stasiun atau bandara, dari cerita mereka yang kebingungan mencari tempat kos bagi putra/putrinya, atau dari cerita mereka yang sedikit menahan rasa syukurnya. Tapi bagi saya mereka semua yang disana –bahagia-

Jadi teringat masa dulu waktu orang tua saya melakukan hal yang serupa seperti mereka, memang benar kuliah saya di Universitas ini tidak langsung dan semulus mereka yang diterima langsung dari SMPTN, tetapi saya harus memulainya dari D3 terlebih dahulu, mereka (orang tua saya) harus rela berbagi uang harian dan makan kami selama beberapa waktu demi membayar uang pendaftaran yang cukup memberatkan waktu itu, bercampur dengan beberapa derai air mata mengingat segala usaha saya waktu itu tidak menghasilkan sama sekali, beberapa kali tes yang ternyata tiada hasil dan lebih dari satu uji coba yang hasilnya selalu 0 (nol)…tetapi Tuhan memang mengatur jalan kebutuhan umatnya masing masing karena bisa anda percaya atau tidak saya baru mendapatkan jawabanya sekarang! ^_^ ….ayah saya yang kala itu harus berhutang kesana kemari, meminjam uang kawan kawannya demi kuliah saya, kemudian harus menabung penuh demi kuliah alih jalur saya ke S1 yang sebenarnya saya tahu ada beban yang demikian besar mengingat dua adik adik saya yang juga baru meneruskan studi ke langkah selanjutnya, tapi ayah saya sungguh ayah yang luar biasa, tidak pernah mengenal kata lelah dan putus asa karena “semua masalah itu pasti sudah disediakan jalan keluarnya” begitu nasihat yang selalu saya lihat dari perilaku keseharianya. dan kondisi seperti itulah yang membuat saya semakin dewasa, menjadi semakin mengerti tentang hidup yang sebenarnya, membuat saya mengerti bahwa semua itu harus diperjuangkan untuk memperoleh hasil yang baik. hingga sekarang sampai saya mampu dan bisa melanjutkan studi saya ke S2, saya tetap dan  masih berfikir ini adalah karena mereka, karena doa2 mereka yang tanpa lelah dan juga tangis mereka saat mereka mulai kesusahan di kamarnya…ya…di dalam kamar mereka tanpa mau diketahui oleh putra putranya. Bapak ibuk saya adalah manusia luar biasa :’)

Dari pengalaman tersebut saya jadi “sedikit” lebih mampu membaca keadilan Tuhan di mata manusia, tidak pernah terbesitpun rasa iri kepada mereka yang dengan mudahnya mendapatkan apa yang mereka inginkan, memperoleh dan berkehidupan “lebih” daripada saya atau manusia manusia lain yang jauh dari sepadan, berkehidupan “mahal” atau yang memang mempunyai kesempatan “lebih besar” dengan segala kelengkapan dunia yang mereka miliki…saya sangat bersyukur dengan diri saya sekarang lengkap dengan pengalaman kehidupan di dalamnya ^_^….sama seperti diwaktu tetangga saya sedang bergosip ria mengenai motor gede HD yang baru saja dibeli oleh seorang temannya..mereka bilang harganya mencapai 66 juta…wow…sangat ironis, ketika disisi lain banyak sekali saudara saudara kita yang harus bekerja selama belasan tahun baru bisa membeli motor atau bahkan hanya sepeda, lebih banyak dari sebagian mereka yang menggunakan uang bagi keperluan harianya daripada membeli barang pelengkap yang hanya untuk kesenangan, dalam pembicaraan kami dia berkelakar sembari mengumpat “TUHAN itu terkadang tidak adil ya!” hhmmmmmmm……namun bila kita sedikit saja lebih dalam menggunakan akal kita maka kita akan mengerti disanalah letak keadilan Tuhan sebenarnya ^_^
Tidak akan disebut orang kaya kalau tidak ada manusia miskin…
Tidak akan menjadi contoh bijak mereka yang gagal dalam kehidupan dan menjadi kurang berkecukupan bagi kita yang belum terlambat untuk memaknainya…
Tidak akan ada motivasi dan semangat untuk menjadi lebih baik dan lebih berhasil jika kita tidak memiliki contoh kehidupan manusia kaya……
Tidak akan mempunyai parameter yang berlebih untuk hidup jika kita tidak melihat susahnya menjadi hidup miskin……..
Tidak akan kita ketahui seberapa besar kita bisa melakukan sesuatu bagi sekitar jika kita menjadi manusia “mampu” atau “tidak mampu”……
Tidak membuat kita “belajar” jika yang kita pelajari hanya satu sisi yang kemudian membuat kita tidak berimbang……..

Segalanya itu sesungguhnya sudah sangat sesuai dengan keteraturan hidup, bukan berarti kita menilai seseorang itu baru akan bahagia jika telah mendapatkan uang senilai ratusan juta, tetapi begitulah tuhan mengaturnya…ada manusia yang juga menjadi sangat bahagia meski hanya menerima ribuan rupiah, sebagaimana jangan pernah kita berfikir tuhan itu tidak akan memberikan kebahagian kepada mereka yang pernah menjahati atau menyakiti anda. Karena Tuhan tidak akan tega melakukan itu terhadap ummatNya…semua manusia berhak untuk mendapatkan kebahagiaan…mungkin yang berbeda adalah takaran kepuasan tentang kebahagiaan yang harus didapatkan dari masing masing manusia, yang bisa jadi ada kalanya selalu terlihat seperti tidak adil di mata kita ^_^ (“mata” manusia).

“selalu jadikan segala hal yang ada sebagai penyemangat untuk merubah diri menjadi lebih baik dan lebih “kaya” lalu kemudian BAGIKAN kepada sesama”


Regards,
salam inspirACTION!!













Mas Hakim
(kimsaysfor_soul)

2 komentar:

  1. hmmmmmm....lumayan mencerahkan mas...;)

    BalasHapus
  2. "semua masalah pasti ada jalan keluarnya", setuju mas!! ;-) kan Tuhan ndak mungkin memberi beban yang ndak mungkin bisa diselesaikan oleh kaumnya.

    apik tenan mas tulisanmu, tapi ra nulis ndek blogger unair lagi soal motivasi? hayo hayo kon! :p

    BalasHapus